PERCOBAAN BENEDICT
A. Judul Percobaan
Percobaan Benedict
B. Tujuan
Untuk mengetahui kadar gula dalam urine
C. Kajian Teori
Mosakarida
segera mereduksi sneyawa-senyawa pengoksidasi seperti ferisianida, hydrogen
peroksida, atau ion cupri (Cu2+). Pada reaksi sepreti ini, guka
dioksidasi pada gugus karbonil, dan senyawa pengoksidasi menjadi tereduksi
dimana senyawa-senyawa pereduksi adalah pemberi electron dan senyawa
pengoksidasi adalah penerima electron. Glukosa dan gula-gula lain yang mampu
mereduksi senyawa pengoksidasi disebut gula pereduksi. Sifat ini berguna dalam
analisis gula. Dengan mengukur jumlah dari senyawa pengoksidasi yang tereduksi
oleh suatu larutan gula tertentu, dapat dilakukan dengan pendugaan konsentrasi
gula. Gula yang mengandung gugus aldehid atau keton bebas mereduksi
indicator-indikator seprti kompleks ion kupri (Cu2+) menjadi bentuk
kupro (Cu+). Bahan pereduksi pada reaksi-reaksi ini adalah bentuk
rantai terbuka aldosa dan ketosa. Ujung peruduksi dari suatu gula adalah ujung
yang mengandung ggus aldehida atau keto bebas. Benedict Reagen digunakan untuk
menguji atau memeriksa kehadiran gula monosakarida dalam suatu cairan.
D. Rancangan Percobaan
1. Alat dan Bahan
Ø
Alat
a. Tabung
reaksi 1
buah
b. Gelas
kimia ml 1
buah
c. Rak
tabung 1
buah
d. Pipet
tetes 2
buah
e. Penangas
air 1buah
f. Penjepit 1buah
g. Gelas
ukur 1
buah
h. Spatula 1
buah
Ø
Bahan
a. Larutan
Benedict
b. Urine 1
tetes
2. Sifat fisika dan kimia bahan
Pereaksi Benedict
Pereaksi benedict berupa larutan yang mengandung
kuprisulfat, natrium karbonat dan natrium sitrat. Glukosa dapat mereduksi ion
Cu2+ dari kuprisulfat menjadi ion Cu+ yang kemudian
mengendap sebagai Cu2O. Adanya natrium karbonat dan natrium sitrat membuat
peraksi benedict bersifat basa lemah.
Endapan yang terbentuk dapat berwarna hijau, kuning atau
merah bata. Warna endapan ini bergantung pada konsentrasi karbohidrat yang
diperiksa. Pereaksi Benedict lebih banyak digunakan pada pemeriksaan glukosa dalam
urine daripada pereaksi Fehling karena beberapa alasan.
Apabila dalam urine terdapat asam urat atau kreatinin,
kedua senyawa ini dapat mereduksi pereaksi Fehling, tetapi tidak dapat
mereduksi pereaksi Benedict. Di samping itu pereaksi Benedict lebih peka
daripada pereaksi Fehling. Penggunaan pereaksi Benedict juga lebih mudah karena
hanya terdiri atas satu macam larutan, sedangkan pereaksi Fehling terdiri atas
dua macam larutan. (McGilvery&Goldstein, 1996)
3. Langkah -
langkah percobaan
1)
Mencampurkan larutan benedict 2 cc (40 tetes) dengan 1
tetes urine
2)
Memanaskan larutan tersebut selama ± 7 menit
3)
Mengamati dan mencatat perubahan warna larutan
E. Hasil Pengamatan
Tabel 1. Hasil Percobaan Benedict
Percobaan
|
Perlakuan
|
|
Sebelum
|
Sesudah
|
|
1.
|
·
Mencampurkan 40 tetes benedict + 1 tetes urine
·
Warna benedict : biru
|
·
Warna campuran : biru
Tidak ada endapan
|
·
Memanaskan 40 tetes benedict + 1 tetes urine
(t ± 7 menit)
|
·
Ada perubahan warna
Tidak ada endapan
|
F. Analisis Data
Dari tabel hasil percobaan yang telah
kami lakukan, dapat dianalisis bahwa :
Larutan benedict
yang dicampurkan dengan urine menghasilkan warna biru dan tidak terdapat
endapan. Setelah dipanaskan, larutan tersebut mengalami perubahan warna dan
tidak terdapat endapan.
G. Diskusi
Dari hasil
percobaan yang telah kami lakukan, hasil yang diperoleh telah sesuai dengan teori
yang ada.
H. Simpulan
Dari percobaan yang telah kami lakukan dapat disimpulkan
bahwa urine yang diuji mengalami perubahan warna yang mengindikasikan bahwa
urine tersebut terdapat gula di bawah 0,1 %.
I. Daftar Pustaka